




Ada nggak ya orang yang beli mie instan sekardus demi dapat piring cantiknya, bukan karena suka makan mie? Kalau ada, mungkin seperti itulah saya soal menjadi mahasiswa. Tidak selalu, tapi seringnya begitu.
Semua indah ketika mengingat masa-masa kuliah, karena biasanya kita lupa sejenak tentang bacaan dan tugas yang menumpuk, ujian berjam-jam, serta kantong yang selalu kempes (oke, yang terakhir ini mungkin tidak relevan untuk semua orang). Indahnya masa kuliah itu biasanya terkait dengan peristiwa dan orang, karena kisah cinta, persahabatan, organisasi, hobi, bahkan kepanitiaan.Tempatnya tidak harus selalu di kampus, ya.
Kalau di negara-negara bagian utara lainnya Maret sudah masuk musim semi, di Norwegia mah tergantung keadaan alam saja. Saya ingat akhir Maret 2018 saya jalan-jalan ke Tromsø dengan beberapa teman, dan tumpukan salju masih setinggi tempat penginapan kami.
Nah, waktu saya di Norwegia, saya suka sekali dengan musim semi. Kenapa? Karena musim gugur dan musim salju di negara ini sangat dingin dan gelap serta periodenya bisa dibilang cukup lama.
Musim semi di Norwegia seperti ketika kita punya harapan baru setelah istirahat yang panjang. Rasanya seperti satu hari hujan membasuh semua es, kemudian keesokan harinya semua pohon yang awalnya gundul sudah hijau kembali. Hari semakin terang dan panjang. Burung-burung berterbangan, bunga-bunga bermekaran, pangeran berkuda berkeliaran. Yang terakhir sih cuma harapan saya ya!
Kalau sudah begitu, rasanya tidak perlu ditambahkan apa-apa lagi ya musim semi di salah satu negara Skandinavia ini. Namun tentu saja ini tidak benar. Tentu banyak hal yang kita bisa lakukan untuk menambah semaraknya suasana.
Belajar dan istirahat di luar
Untuk urusan belajar, saya dan teman-teman janjian untuk “belajar” di taman di sekitar kampus atau di sekitar tempat kami tinggal. Kenapa kata belajar-nya dalam tanda kutip? Karena kadang manusia hanya bisa merencanakan, tapi komitmenlah yang menentukan apa yang akan terjadi. Kadang kami malah keasyikan mengobrol atau bahkan ditidurkan oleh angin sepoi-sepoi serta daun dan ranting yang melambai-lambai.
Saya dan teman-teman di kelas Bahasa Norwegia juga pernah minta pada ibu guru kita untuk belajar di luar saja pada awal musim semi, karena melihat kelas lain melakukan hal yang sama. Sayangnya tidak diiyakan oleh beliau.
Di sela-sela jam kuliah, olahraga dan belajar pribadi di perpustakaan, biasanya saya dan seorang teman suka istirahat di luar. Makan siang atau minum kopi sambil mengobrol tentang kehidupan, ujian dan status pencarian pekerjaan dan tentunya berjemur dan menikmati matahari. Kami juga suka memperhatikan, membicarakan (sambil senyam-senyum) mereka yang menggunakan celana pendek dan ketahuan suka skipping legs day. Hehehe.
Piknik, BBQ, berenang dan berjemur
Kala tidak sedang belajar tentu banyak hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menambah semarak musim bunga di Oslo. Biasanya sehabis belajar, saya dan teman-teman pergi ke tempat-tempat seperti, Sognsvann yang sangat dekat dengan Sogn Studentby; atau pulau-pulau di Oslo Fjord, seperti Hovedøya atau Gressholmen, Heggholmen dan Rambergøya atau bahkan di tengah kota seperti di Tjuvholmen, Aker Brygge, atau Sørenga.
Kegiatannya berbeda-beda, tergantung mood atau waktunya. Kita bisa cuma piknik, BBQ, main game (seperti kubb) berenang atau berjemur, bisa juga dikombinasikan. Tapi biasanya kalau berenang pasti berjemur sih untuk mengeringkan badan. Kalau mau tahu tempat renang outdoor di Oslo, bisa cek di sini ya. Suhu air di musim semi termasuk dingin menurut saya. Jadi, kalau mau berenang di luar pada saat musim semi, harus mempertimbangkan temperatur air.
Kalau di pulau-pulau atau di Sognsvann, kadang saya dan teman-teman juga piknik atau barbeque-an. Tapi, dari tanggal 15 April sampai 15 September siapapun tidak diperbolehkan untuk menyalakan api di daerah hutan atau pulau-pulau karena bisa menyebabkan kebakaran (hutan). Kita sampai dapat SMS dari pemerintah setempat untuk mengingatkan ini. Selain itu, waktu teman saya pernah coba-coba menyalakan api di dekat Sognsvann, dia ditegur oleh orang-orang yang sedang lewat. Ups!
Lalu, kalau sedang BBQ-an, biasanya panggang apa saja? Macam-macam sih biasanya, mulai dari steak, sosis, atau bahkan sayur-sayuran dan sosis vegan untuk yang vegetarian (seperti saya waktu di Oslo) atau vegan.

Kadang kita juga panggang stockbrot atau campfire bread alias roti yang dililitkan ke ujung stik atau kayu panjang. Adonan rotinya biasanya ada yang manis dan ada yang asin. Adonan di stik yang terlalu tebal bisa membuat tangan pegal yang berakibat pada gosongnya roti. Tapi adonannya harus cukup tebal supaya bisa lengket di stik. Daripada ribet, saya biasanya minta dibuatkan saja oleh teman yang sudah handal, jadi saya tinggal panggang, deh.
Utepils
Utepils berasal dari dua kata, ute yang berarti di luar, dan pils, atau bentuk singkat dari pilsener, atau bir lager yang berwarna pucat. Jadi, utepils adalah kegiatan minum bir di luar ruangan ketika hari cerah. Buat orang-orang lokal, sepertinya the first utepils is a big deal. Saya sih selalu suka utepils ya, mengingat dulu pas di Indonesia (kecuali di Bali) minum bir siang-siang di luar sepertinya akan dianggap aneh, apalagi kalau yang minum adalah perempuan.
Untuk budget-nya rendah, sah-sah saja kalau mau minum bir di taman (misalnya di Frognerparken) atau bahkan di balkon apartemen mengingat memang harga bir di Norwegia cukup mahal, meskipun dibandingkan dengan Swedia dan Denmark. Tapi, kalau memungkinkan dan ada dana, bisa coba nongkrong di bar atau cafe di Sentrum atau Grüneløkka.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, saya juga suka jalan-jalan atau hiking di alam, tapi ingin saya bahas di tulisan selanjutnya. Selain itu, kecuali bagian belajar, sepertinya kegiatan-kegiatan di atas biasanya berlanjut sampai musim panas juga ya.
Bagaimana dengan kalian yang tinggal di dunia bagian utara selama musim semi? Adakah hal-hal yang spesial atau khas lokal yang kalian lakukan?
Selamat menikmati musim semi 🙂
Kebayang kuliah di Oslo (dengan kantong mahasiswa)… haha aku dulu tinggal di Oslo aja pas sudah kerja masih ngomel2 dengan harga2 disana.
LikeLike
Hehehe semua-muanya emang berasa di kantong makanya aku sebisa mungkin nggak itung-itungan meskipun kadang nggak bisa terelakkan. Untungnya Oslo cantik sekali dan banyak kegiatan yang gratis tapi bikin happy yang bisa kita lakukan kalo tinggal di sana 🙂
LikeLike
Senang sekali bisa menikmati musim semi di Oslo melalui tulisan ini.
LikeLike
🙂 terima kasih, Rui.
LikeLike
I used to want to go to Norway for my grad school, but settled somewhere else that is equally famous for its winter, lol. Hated spring though, karena salju pada melting jadi licin di mana2, kayak isian freezer ditumpahin ke jalan gitu and it was such an annoyingly ugly sight… Also there was one time when it was already July (I think it was in 2017?) and suddenly snow came out of nowhere for the entire evening. I was already outside and didn’t have any jacket with me. Good memories. 🙂 Enjoyed your writings very much btw!
LikeLike
Hello Bila, salam kenal. Did you end up studying in Canada?
I know what you meant, it is like slushies in 7-Eleven stores but using air comberan instead of syrup, lol. If I remember it correctly, there were not so much slush in Oslo during the spring, at least around where I lived and studied. Maybe at the beginning a little bit, but literally it was washed away by one night of rain. In the winter in Oslo, however, one could see a lot of slush and dirty snow on the streets, especially when the quantities are not so great. Thanks to the heated pavements.
Ah, that’s funny! I arrived on August 2017 after spending half a year in down under. It was winter in Perth and summer in Oslo, but the temperatures were very similar 😀
Thank you, Bila. I also enjoyed your writings and looking forward to reading some more.
LikeLike