Konsep koperasi tentunya tidak asing lagi bagi kita di Indonesia. Dari zaman SD sampai SMA, biasanya ada koperasi di sekolah yang menjual buku, alat tulis dan bahkan makanan ringan. Di kampus tempat saya belajar dulu juga ada KOPMA alias koperasi mahasiswa yang dikelola oleh mahasiswa sendiri. Bahkan koperasi mahasiswa tersebut adalah salah satu badan otonom yang cukup populer dengan misi untuk menggalakkan potensi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan.

Kalau melihat sejarah koperasi di Indonesia, ternyata inspirasinya dari Jerman waktu itu. Jadi wajar kalau konsep koperasi pun tak asing di negeri ini.
Koperasi-koperasi di sini biasanya menggunakan kata genossenschaft atau kooperative atau verein dalam namanya untuk menunjukkan bahwa entitas tersebut adalah koperasi. Nah, yang ingin saya bahas kali ini khusus tentang koperasi bangunan di Jerman alias Baugenossenschaft. Istilah lainnya yang digunakan untuk koperasi sejenis yaitu Wohnungsgenossenschaft, Wohnbaugenossenschaft, Siedlungsgenossenschaft, Wohnungsverein atau Bauverein.
Setelah memutuskan bahwa saya tidak mau co-living dengan teman orang lain lagi, saya pun akhirnya mencari-cari apartemen untuk dihuni sendiri. Sebenarnya kalau diingat-ingat, 40% isi kehidupan saya enam bulan sebelum tiba di Jerman sampai enam bulan lalu (totalnya sekitar dua tahun!) ya mencari apartemen yang susahnya minta ampun.
Sekali waktu di tengah masa-masa hunting apartemen, saya berkunjung ke apartemen temannya BC di Bahrenfeld, salah satu quarter di Hamburg. Sebelum ke sana, BC bilang bahwa temannya itu tinggal di apartemen dari Baugenossenschaft.
Apa itu Baugenossenschaft?
Karena penasaran, saya coba tanya-tanya dan cari tahu sendiri tentang Baugenossenschaft ini lebih lanjut. Di Jerman sendiri, koperasi secara umum adalah entitas ekonomi yang tidak berorientasi langsung pada laba, yang beroperasi secara swadaya dari anggota-anggotanya. Tujuan koperasi (termasuk koperasi bangunan) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan perekonomian, sosial dan budaya anggotanya. Mirip-mirip lah dengan yang koperasi di Indonesia.
Berdasarkan laporan Asosiasi Federal Perusahaan Perumahan dan Real Estate di Jerman, per 2018 terdapat 1.790 koperasi bangunan di seluruh Jerman, dengan 2,2 juta apartemen yang dikelola dan 2,8 juta anggota.
Menjadi anggota
Untuk tinggal di apartemen yang dikelola oleh koperasi, seseorang harus diterima menjadi anggota. Cara penerimaan anggota baru diatur di anggaran dasar koperasi, namun biasanya tidak butuh persetujuan rapat anggota yang merupakan kekuasaan tertinggi di koperasi.
Si anggota ini harus membeli beberapa saham yang ditentukan oleh koperasi. Menurut saya, saham di sini bisa disamakan dengan simpanan pokok di koperasi di Indonesia. Nantinya kemungkinan akan ada saham-saham tambahan yang harus dibeli anggota, tergantung dengan situasi dan kondisi pasar real estate. Akan tetapi, kalau misalnya si anggota merasa ingin punya jumlah saham yang lebih tinggi, dia juga bisa membeli saham-saham baru yang tersedia di koperasi dengan inisiatif sendiri.
Keuntungan jadi anggota koperasi bangunan adalah bisa tinggal di apartemen yang dikelola oleh si koperasi tersebut. Karena sudah investasi di koperasi, anggota akan dapat semacam sisa hasil usaha setiap tahunnya. Jumlahnya sih biasanya tidak seberapa, kecuali kalau anggota tersebut punya saham cukup banyak di koperasi.

Susah tidak untuk dapat apartemen dari Baugenossenschaft?
Mencari tempat tinggal di kota besar Jerman itu susah. Seriusan. Apalagi kalau mau tinggal di apartemen kepunyaan koperasi.
Kenapa?
Harga sewa apartemen dari koperasi bangunan bisa dibilang jauh lebih murah dibanding jika kita menyewa dari privat. Selain itu, tingkat kepuasan orang yang tinggal di koperasi bangunan tergolong tinggi. Dari yang saya dengar sih, karena koperasi itu adalah sebuah institusi, jadi mereka tidak akan dengan mudahnya menyuruh penyewa untuk pindah dibandingkan misalnya kalau kita menyewa dari perorangan. Sementara itu, ketersediaan ruang hunian berbanding terbalik dengan jumlah peminat, terutama di kota-kota besar. Jadi wajar kalau peminatnya banyak. Saking banyaknya, bahkan ada orang-orang tua yang membeli saham koperasi bangunan sejak anak-anaknya masih kecil untuk dihibahkan ke anak-anak nantinya ketika sudah matang dan ingin keluar rumah. Dengan begitu anak-anak tersebut bisa terjamin akan dapat tempat tinggal di salah satu apartemen dari koperasi yang bersangkutan.
Waiting list
Kata teman BC, dia ada di waiting list sampai tiga tahun baru akhirnya dapat apartemen yang ditinggalinya tersebut. Kalau misalnya berminat, menurut saya jangan sungkan untuk daftar dulu. Siapa tahu beruntung seperti saya dapat panggilan dari satu koperasi untuk melihat apartemennya dalam hitungan hari setelah memberitahukan beberapa koperasi bahwa saya tertarik. It is possible!
Ringkasan step by step untuk dapat apartemen dari Baugenossenschaft
Kalau kalian sedang mencari hunian di Jerman, mungkin koperasi bangunan bisa jadi pilihan. Pertama-tama ketik Baugenossenschaft dan nama kota yang diminati di mesin pencarian. Kemudian cek website milik koperasi-koperasi yang bisa ditemukan, dan cari kata Wohnungsangebote (penawaran) di website terkait. Jangan kuatir, website-website 99% pasti mengatakan bahwa pada saat ini tidak ada apartemen yang sedang tersedia.
Oh ya, kalau ada yang bertanya-tanya apakah website Baugenossenschaft ada pilihan bahasanya atau tidak, sejauh ini, dan seperti yang saya indikasikan, website Baugenossenschaft yang pernah saya temui hanya tersedia dalam Bahasa Jerman. Kalau misalnya teman-teman ada yang pernah menemukan website Baugenossenschaft dalam bahasa lainnya selain Bahasa Jerman, mungkin bisa info di kolom komentar, ya!
Kalau tidak ada penawaran di website Baugenossenschaft yang sedang dikunjungi, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Klik Wohnungsanfrage (permintaan) atau Interessentenbogen (kuisioner untuk pihak yang berminat) atau Wohnungsgesuch (aplikasi atau pendaftaran). Biasanya beda-beda setiap website. Kalau ketemu, ada kemungkinan bahwa si peminat harus diterima menjadi anggota dan membeli saham sebelumnya(saya tidak ada pengalaman).
Kemungkinan lainnya adalah si peminat tidak harus menjadi anggota terlebih dahulu, dan langsung diperbolehkan memasukkan data pribadi dan kriteria apartemen yang diinginkan. Ini yang saya alami. Setelah itu, sambil melanjutkan cari apartemen dari platform atau koperasi yang berbeda, tinggal tunggu email atau telepon yang menyatakan bahwa ada apartemen yang sedang tersedia dan mengundang kita untuk melihat-lihat.